Astronesia-Badan antariksa asal Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA) kabarnya tengah menggarap sistem pendaratan baru pada kapsul luar angkasa besutannya. Bila selama ini kapsul NASA mendarat ke bumi menggunakan parasut dan tercebur di laut, kini dengan sistem baling-baling akan memungkinkan armada luar angkasa itu untuk mendarat di daratan yang lebih aman.
Dilansir
Discovery, Jumat (9/11/2012), tim peneliti NASA baru-baru ini menguji sistem pendaratan bal
ing-baling baru di NASA Kennedy Space Center. Ide ini ialah dengan menggunakan putaran baling-baling yang menggantikan parasut, sehingga pendaratan jauh lebih halus serta terkendali.
Sistem pendaratan baling-baling ini lebih mirip hel
ikopter dan dirancang untuk kapsul yang terinspirasi dari pesawat luar angkasa Orion Multipurpose Crew Vehicle. Armada luar angkasa tersebut dijadwalkan beroperasi sebelum akhir dekade ini.
Ini merupakan sistem yang menarik, sebab memadukan stabiltitas dan kontrol helikopter untuk mendukung kesederhanaan sistem
unpowered (tak bermesin). Sistem
unpowered ini memungkinkan karena angin yang bergerak di atas kapsul tersebut cukup untuk menggerakan baling-baling.
Selain itu, aliran udara di sekitar engsel baling-baling akan menyeimbangkan posisi kapsul. Proses sistem pendaratan anyar ini disebut auto-rotasi. Meskipun ini sudah terbukti pada helikopter, namun ini belum pernah dicoba pada pesawat luar angkasa.
Pada pertengahan 1960-an, insinyur NASA pernah mempertimbangkan untuk menambahkan sistem
rotor (baling-baling) pada pesawat luar angkasa Apollo. Dokumentasi mengenai penambahan sistem baling-baling ini sangat langka dan bahkan tidak memperoleh perhatian masyarakat.
Padahal, konon dengan sistem
rotor ini memungkinkan bagi astronot yang ada di dalam kapsul luar angkasa untuk mengendalikan kapsul dan mendarat dengan lembut di darat. Mereka bisa mendarat dengan aman di manapun di bumi, tanpa perlu mengandalkan ribuan pelaut untuk memulihkan laut.