Astronesia-Philip Plait tersenyum gembira ketika roket Pegasus XL berhasil membawa teleskop sinar-X ke orbit rendah bumi. "Saya ucapkan selamat kepada tim NuSTAR, terutama Dr Fiona Harrison, yang memimpin misi sangat penting ke ruang angkasa untuk mencari obyek paling menarik di alam semesta," demikian Plait menulis dalam blognya di discovermagazine.
Pada 2006, Plait dan atasannya, Lynn Cominsky, di NuStar (Nuclear Spectroscopic Telescope Array), mengusulkan soal pendidikan dan penyebarluasan kepada publik proyek ini. Namun Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membatalkan proyek ini. “Saya marah terhadap situasi itu,” katanya.
Pada 13 Juni lalu, waktu pulau karang Kwajalein di Samudra Pasifik, pesawat jet L-1011 take-off dari pulau ini. Pesawat ini membawa Pegasus XL dan melepaskannya pada ketinggian 12,9 kilometer di atas laut. Lima detik kemudian, mesin roket menyala dan meluncurkan NuStar ke orbit bumi.
Teleskop sebesar lemari es itu mulai mengorbit di ketinggian 563,27 km di atas permukaan bumi. Wahana yang menggunakan panel surya sebagai sumber energinya akan bertugas selama dua tahun dengan tugas utama mencari obyek yang sukar ditangkap teleskop lain di galaksi bimasakti dan galaksi lainnya.
Namun target khusus NuStar adalah mencari lubang hitam (black hole), sisa-sisa supernova (ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak daripada nova), dan obyek antariksa lainnya di setiap galaksi menggunakan sinar-X yang superkuat.
Lubang hitam memang tidak kelihatan, tapi daerah di sekitarnya akan mengirim petunjuk sinar-X. NuStar bertugas memantau lokasi lubang hitam dan memetakan lubang hitam lain yang belum ditemukan.
Para ilmuwan berharap, dengan memetakan semua cahaya langit di bagian-bagian antariksa yang belum pernah dipantau, kita bisa memahami dengan lebih baik bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi.
"Kita bisa melihat lubang hitam dan galaksi, meski terselubung debu dan gas. Jika Anda mempunyai mata berkekuatan sinar-X, Anda bisa melihat sinar dari seluruh lubang hitam memancar keluar dari kosmos," kata Fiona Harrison, kepala peneliti di California Institute of Technology, Amerika Serikat.
NuStar juga akan mencari sisa-sisa supernova kuno, bintang yang meledak beberapa abad silam. Jika cukup beruntung, akan terlihat langsung peristiwa ledakan bintang.
Menurut Daniel Stern, ilmuwan di NuStar, proyek ini membuka pandangan baru tentang supernova, perincian elemen materi yang kaya yang dikeluarkan, serta bagaimana ledakan terjadi.
Untuk melakukan hal itu, kata dia, tim akan mengarahkan teleskop ke dua sisa supernova, yaitu Cassiopeia A dan SN 1987A. Sementara itu, supernova 1987A berukuran sekitar 20 kali massa matahari.
Ketika bintang yang bobotnya minimal 10 kali massa matahari meledak, sisa-sisa supernova berupa bintang neutron yang lama-kelamaan runtuh menjadi obyek seukuran Manhattan di New York.
Namun, jika sebuah bintang yang jauh lebih besar meledak, hasilnya adalah lubang hitam. Observatorium Chandra X-ray telah mendeteksi sebuah bintang neutron di jantung Cass A, tapi tidak dapat mendeteksi fitur kuncinya. Begitu juga dengan inti SN 1987A. Nah, NuStar akan menguak itu semua.
Sumber: tempo.co