|
Ilustrasi |
Astronesia-Petir memang menyimpan ancaman, yang bisa mengakibatkan kebakaran, rusaknya peralatan elektronik, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Memasuki musim hujan, masyarakat pun diminta waspada dengan adanya ancaman petir ini. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengantisipasi bahaya petir?
Jika Anda berada dalam gedung yang tinggi, tidak perlu khawatir. Sebab, setiap gedung tinggi telah dilengkapi dengan sistem proteksi petir.
"Orang di sekitar gedung tinggi juga tidak ada ancaman. Potensi buruk yang mungkin ada, paling peralatan kontrol maupun telekomunikasi yang bisa rusak. Ini ancaman yang sifatnya tidak langsung," jelas Reynaldo Zoro, ahli petir di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Kelompok Keilmuan Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung kepada VIVAnews, Senin 5 November 2012.
Lapangan terbuka juga menjadi tempat yang selama ini diketahui rawan petir. Jika berada di lapangan bebas saat petir datang, Zoro kemudian mengungkap tips amannya.
"Jika di area ini, rapatkan kaki, jongkok, kepala ditundukkan. Kalau Anda sedang golf, stiknya taruh di sebelah Anda, jangan berteduh di bawah pohon. Jika berteduh di bawah pohon, harus berjarak 1 sampai 1,5 meter dari pohon atau dari dahan," sarannya.
Petir juga mengancam wilayah perkampungan. Untuk itu Zoro meminta masyarakat memasang sistem proteksi sederhana.
"Pakai pipa besi 2 inci terus disambung 1,5 inci lagi. Posisinya lebih tinggi 2 meter dari ketinggian rumah. Biar petir mengarah ke tiang tersebut," katanya.
Menurutnya, dalam proteksi petir yang terpenting adalah melindungi jiwa orang-orang di sekitar area sambaran petir. Soal perangkat elektronik rusak tidak masalah. Meski begitu Zoro menyarankan hendaknya peralatan elektronik memiliki desain rancangan khusus untuk menghadapi ancaman petir.
Petir di Jakarta
Zoro juga menyoroti soal potensi petir di wilayah Jakarta. Meski dia sebelumnya menyebutkan bahwa Jakarta Selatan merupakan wilayah yang memiliki potensi sambaran petir yang tinggi dibandingkan wilayah Jakarta lainnya.
"Untuk petir di Jakarta tergantung iklim cuaca. Tadinya DKI banyak pohon-pohon, sekarang banyak pabrik-pabrik dan gedung-gedung, ini menyumbang aerosol (partikel bebas). karena bangunan semua dan industri memberi sumbangan aerosol ke udara," katanya. Dengan kondisi tersebut, Zoro menjelaskan bahwa intensitas petir di Jakarta kini semakin tinggi dibanding sebelumnya. Wilayah Jabodetabek menurutnya, secara umum mempercepat polutan yang kemudian mempercepat petir karena adanya aerosol.
Zoro melanjutkan dengan adanya pembukaan kawasan baru, akan membuat cuaca di sekitar daerah tersebut berubah. Perubahan cuaca tersebur berpotensi menimbulkan petir lebih banyak.
Ia menyarankan jika di ibukota ini terdapat pembukaan lahan baru, dia meminta dibuat sistem proteksi yang melindungi kawasan baru dan daerah di sekitarnya.
"Buat proteksi kawasan, lampu-lampu atau rumah tinggi dirancang dengan alat tahan petir dan juga lindungi sekelilingnya. Orang yang mampu buat proteksi ke lingkungan tertentu, misalnya, harusnya melindungi orang-orang yang ada di jalanan sekitarnya dengan sistem proteksi tersebut," ujarnya.
viva.co.id