Astronesia-Ilmuwan melalui pesawat luar angkasa pengorbit, Cassini, mendeteksi area panas di bulan milik Saturnus yang bernama Tethys. Fitur detektor suhu pada Cassini menunjukkan, Tethys yang merupakan satelit alami milik Saturnus memil
iki area suhu panas yang unik, membentuk pola mirip jagoan dalam
game Pac-Man.
Dilansir
Machineslikeus, Selasa (27/11/2012), Anda bisa menyebut ini sebagai "sekuel Pac-Man". Ilmuwan dengan misi NASA Cassini menemukan bentuk fitur kedua persis
icon video
game yang pernah populer di 1980. Pola unik ini muncul dalam data
thermal yang diperoleh melalui
infrared spectrometer Cassini, di mana area panas membentuk pola Pac-Man.
"Temuan Pac-Man di sistem Saturnus ini mengabarkan pada kami bahwa proses menciptakan pola unik ini lebih luas ketimbang yang ditemukan sebelumnya," ujar peneliti Carly Howett. Ia mengatakan, tidak hanya di sistem Saturnus, bahkan sistem Jupiter juga bisa berubah menjadi pola unik tersebut.
Para ilmuwan berteori bahwa bentuk
thermal Pac-Man pada bulan milik Saturnus ini terjadi, akibat energi elektron tinggi yang merambat di lintang rendah, di sisi bulan yang menghadap ke depan. Ini terjadi saat Tethys mengorbit di sekitar Saturnus.
Temuan ini juga menunjukkan, elektron energi tinggi dapat secara dramatis mengubah permukaan bulan yang bersuhu rendah. "Studi pada gelombang panjang inframerah ini memberikan kami sejumlah besar informasi tentang proses yang membentuk planet dan bulan," kata Mike Flasar, peneliti utama dari Goddard Space Flight Center NASA.
Ilmuwan melihat pola Pac-Man pada Tethys ini melalui data yang diperoleh pada 14 September 2011, di mana suhu siang hari di dalam "mulut" atau bagian tengah bulan tersebut terlihat leb
ih dingin ketimbang area lainnya. Area dingin ini bersuhu 29 derajat fahrenheit (15 kelvin).
Sementara area panas pada bulan tersebut, tercatat memiliki suhu 90 Kelvin. "Temuan pola Pac-Man ini menunjukkan keragaman proses yang bekerja dalam sistem Saturnus. Observasi masa depan Cassini diharapkan dapat mengungkap fenomena baru yang mengejutkan kita dan membantu kita untuk lebih memahami evolusi bulan dalam sistem Saturnus," pungkas Linda Spilker, ilmuwan projek Cassini dari Jet Propulsion Laboratory NASA.